Dalam dunia ilmiah, proses penemuan dan pengetahuan baru dimulai dengan sebuah elemen yang tak terelakkan: hipotesis.
Konsep ini menjadi fondasi bagi riset dan eksperimen yang dilakukan oleh para ilmuwan, memandu mereka dalam mengeksplorasi fenomena alam, mencari solusi, dan menggali pemahaman lebih mendalam tentang berbagai aspek kehidupan.
Apa itu Hipotesis?
Secara sederhana, hipotesis adalah sebuah pernyataan atau dugaan yang diajukan sebagai jawaban sementara atas suatu pertanyaan penelitian.
Hipotesis berfungsi sebagai prediksi yang bisa diuji dan diverifikasi melalui metode ilmiah.
Pernyataan ini bersifat spesifik, mengandung variabel-variabel yang dapat diukur, dan menyiratkan hubungan kausal antara fenomena yang diteliti.
Pengertian Hipotesis
- Hipotesis adalah pernyataan tentative yang merupakan dugaan mengenai apa saja yang sedang kita amati dalam usaha untuk memahaminya.
- Hipotesis adalah pernyataan yang masih lemah tingkat kebenarannya sehingga masih harus diuji menggunakan teknik tertentu.
- Hipotesis dirumuskan berdasarkan teori, dugaan, pengalaman pribadi/orang lain, kesan umum, kesimpulan yang masih sangat sementara
- Hipotesis adalah jawaban teoritik atau deduktif dan bersifat sementara
- Hipotesis adalah pernyataan keadaan populasi yang akan diuji kebenarannya menggunakan data/ informasi yang dikumpulkan melalui sampel
- Jika pernyataan dibuat untuk menjelaskan nilai parameter populasi, maka disebut hipotesis statistik
Asal dan Fungsi Hipotesis
Hipotesis dapat diturunkan dari teori yang berkaitan dengan masalah yang akan kita teliti. Jadi, Hipotesis tidak jatuh dari langit secara tiba-tiba.
Misalnya seorang peneliti akan melakukan penelitian mengenai kadar vitamin C pada daun singkong rebus, maka agar dapat menurunkan hipotesis yang baik, sebaiknya yang bersangkutan membaca teori mengenai faktor-faktor yang berpengaruh pada penurunan kadar vitamin C.
Fungsi Hipotesis
Hipotesis merupakan kebenaran sementara yang perlu diuji kebenarannya. Oleh karena itu, hipotesis berfungsi sebagai kemungkinan untuk menguji kebenaran suatu teori.
Jika hipotesis sudah diuji dan dibuktikan kebenaranya, maka hipotesis tersebut menjadi suatu teori. Jadi sebuah hipotesis diturunkan dari suatu teori yang sudah ada, kemudian diuji kebenarannya dan pada akhirnya memunculkan teori baru.
Fungsi Hipotesis menurut Nasution ialah sbb:
- Untuk menguji kebenaran suatu teori,
- Memberikan gagasan baru untuk mengembangkan suatu teori dan
- Memperluas pengetahuan peneliti mengenai suatu gejala yang sedang dipelajari.
Perumusan Hipotesis
Rumusan hipotesis sebenarnya sudah dapat dibaca dari uraian masalah, tujuan penelitian, kajian teoritik, dan kerangka pikir sehingga rumusannya harus sejalan
Rumusan hipotesis sebagai petunjuk arah dalam rancangan penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data, dan penyimpulan
Pertimbangan dalam Merumuskan Hipotesis
- Harus mengekpresikan hubungan antara dua variabel atau lebih, maksudnya dalam merumuskan hipotesis seorang peneliti harus setidak-tidaknya mempunyai dua variabel yang akan dikaji.
- Kedua variabel tersebut adalah variabel bebas dan variable terikat. Jika variabel lebih dari dua, maka biasanya satu variabel terikat dua variabel bebas.
- Harus dinyatakan secara jelas dan tidak bermakna ganda, artinya rumusan hipotesis harus bersifat spesifik dan mengacu pada satu makna tidak boleh menimbulkan penafsiran lebih dari satu makna. Jika hipotesis dirumuskan secara umum, maka hipotesis tersebut tidak dapat diuji secara empiris.
- Harus dapat diuji secara empiris, maksudnya ialah memungkinkan untuk diungkapkan dalam bentuk operasional yang dapat dievaluasi berdasarkan data yang didapatkan secara empiris.
- Sebaiknya Hipotesis jangan mencerminkan unsur-unsur moral, nilai-nilai atau sikap.
Jenis-Jenis Hipotesis
Menurut tingkat abstraksinya hipotesis dibagi menjadi 3
1. Hipotesis yang menyatakan adanya kesamaan-kesamaan dalam dunia empiris:
Hipotesis jenis ini berkaitan dengan pernyataan-pernyataan yang bersifat umum yang kebenarannya diakui oleh orang banyak pada umumnya,
misalnya “orang jawa halus budinya dan sikapnya lemah lembut”, “jika ada bunyi hewan tenggeret maka musim kemarau mulai tiba, “ jika hujan kota Jakarta Banjir”. Kebenaran-kebenaran umum seperti di atas yang sudah diketahui oleh orang banyak pada umumnya, jika diuji secara ilmiah belum tentu benar.
2. Hipotesis yang berkenaan dengan model ideal:
Pada kenyataannya dunia ini sangat kompleks, maka untuk mempelajari kekomplesitasan dunia tersebut kita memerlukan bantuan filsafat, metode, tipe-tipe yang ada.
Pengetahuan mengenai otoriterisme akan membantu kita memahami, misalnya dalam dunia kepemimpinan, hubungan ayah dalam mendidik anaknya. Pengetahuan mengenai ide nativisme akan membantu kita memahami munculnya seorang pemimpin.
3. Hipotesis yang digunakan untuk mencari hubungan antar variabel:
hipotesis ini merumuskan hubungan antar dua atau lebih variabel-variabel yang diteliti.
Dalam menyusun hipotesisnya, peneliti harus dapat mengetahui variabel mana yang mempengaruhi variabel lainnya sehingga variable tersebut berubah.
Menurut bentuknya, Hipotesis dibagi menjadi tiga
1. Hipotesis penelitian/kerja:
Hipotesis penelitian me-rupakan anggapan dasar peneliti terhadap suatu masalah yang sedang dikaji.
Dalam Hipotesis ini peneliti mengaggap benar Hipotesis-nya yang kemudian akan dibuktikan secara empiris melalui pengujian Hipotesis dengan mempergunakan data yang diperolehnya selama melakukan penelitian.
- Misalnya: Ada hubungan antara krisis ekonomi dengan jumlah orang stress
2. Hipotesis operasional:
Hipotesis operasional merupakan Hipotesis yang bersifat obyektif.
Artinya peneliti merumuskan Hipotesis tidak semata-mata berdasarkan anggapan dasarnya, tetapi juga berdasarkan obyektifitasnya, bahwa Hipotesis penelitian yang dibuat belum tentu benar setelah diuji dengan menggunakan data yang ada. Untuk itu peneliti memerlukan Hipotesis pembanding yang bersifat obyektif dan netral atau secara teknis disebut Hipotesis nol (H0).
H0 digunakan untuk memberikan keseimbangan pada Hipotesis penelitian karena peneliti meyakini dalam pengujian nanti benar atau salahnya Hipotesis penelitian tergantung dari bukti-bukti yang diperolehnya selama melakukan penelitian.
- Contoh: H0: Tidak ada hubungan antara krisis ekonomi dengan jumlah orang stress.
3. Hipotesis statistik:
Hipotesis statistik merupakan jenis Hipotesis yang dirumuskan dalam bentuk notasi statistik.
Hipotesis ini dirumuskan berdasarkan pengamatan peneliti terhadap populasi dalam bentuk angka-angka (kuantitatif).
Misalnya: H0: r = 0; atau H0: p = 0
Cara Merumuskan Hipotesis
Cara merumuskan Hipotesis ialah dengan tahapan sebagai berikut: rumuskan Hipotesis penelitian, Hipotesis operasional, dan Hipotesis statistik.
Hipotesis penelitian
Hipotesis penelitian ialah Hipotesis yang kita buat dan dinyatakan dalam bentuk kalimat.
Contoh:
Ada hubungan antara gaya kepempininan dengan kinerja pegawai
Ada hubungan antara promosi dan volume penjualan
Hipotesis operasional
Hipotesis operasional ialah mendefinisikan Hipotesis secara operasional variable-variabel yang ada didalamnya agar dapat dioperasionalisasikan.
Misalnya “gaya kepemimpinan” dioperasionalisasi-kan sebagai cara memberikan instruksi terhadap bawahan.
Kinerja pegawai dioperasionalisasikan sebagai tinggi rendahnya pemasukan perusahaan.
Hipotesis operasional dijadikan menjadi dua, yaitu Hipotesis 0 yang bersifat netral dan Hipotesis 1 yang bersifat tidak netral Maka bunyi Hipotesisnya:
H0: Tidak ada hubungan antara cara memberikan instruksi terhadap bawahan dengan tinggi-rendahnya pemasukan perusahaan
H1: Ada hubungan antara cara memberikan instruksi terhadap bawahan dengan tinggi – rendahnya pemasukan perusahaan.
Hipotesis statistik
Hipotesis statistik ialah Hipotesis operasional yang diterjemahkan kedalam bentuk angka-angka statistik sesuai dengan alat ukur yang dipilih oleh peneliti.
Dalam contoh ini asumsi kenaikan pemasukan sebesar 30%, maka Hipotesisnya berbunyi sebagai berikut:
H0: P = 0,3
H1: P tdk sama dengan 0,3
Uji Hipotesis
- Hipotesis yang sudah dirumuskan kemudian harus diuji.
- Pengujian ini akan membuktikan H0 atau H1 yang akan diterima.
- Jika H1 diterima maka H0 ditolak, artinya ada hubungan antara cara memberikan instruksi terhadap bawahan dengan tinggi – rendahnya pemasukan perusahaan.
Ciri-ciri Hipotesis yang Baik
- Hipotesis diturunkan dari suatu teori.
- Hipotesis harus dinyatakan secara jelas
- Hipotesis menyatakan variasi nilai
- Hipotesis harus bebas nilai. Artinya bebas dari subyektivitas
- Hipotesis harus dapat diuji.
- Hipotesis harus spesifik.
- Hipotesis harus menyatakan perbedaan atau hubungan antar-variabel.
Tipe Kesalahan atau Kekeliruan
- Perlu ditegaskan bahwa prosedur pengambilan keputusan dapat membawa kita pada dua jenis kesimpulan yang salah,
- Kesalahan Tipe I; kesalahan tipe ini terjadi ketika seorang peneliti menolak hipotesis padahal sebenarnya hipotesis tersebut bernilai benar, kesalahan ini biasa dilambangkan dengan alpha (α).
- Kesalahan Tipe II; kesalahan ini terjadi jika seorang peneliti menerima suatu hipotesis padahal hipotesis tersebut benar, kesalahan tipe dua biasa dilambangkan dengan beta (β).
Dua jenis kekeliruan yang kadang dibuat oleh peneliti, yaitu:
Menolak Hipotesis yang seharusnya diterima. Kesalahan ini disebut sebagai kesalahan alpha (α). Menerima Hipotesis yang seharusnya ditolak. Kesalahan ini disebut sebagai kesalahan beta (β)
- Jika Rumusan masalah anda “adakah hubungan jam produksi terhadap volume produksi”
- Maka Hipotesis penelitian anda seharusnya “ada hubungan jam produksi terhadap volume produksi”
- Maka Hipotesis Operasional anda
- Ho: “tidak ada hubungan jam produksi terhadap volume produksi”
- H1: “ada hubungan jam produksi terhadap volume produksi”
- Jika setelah dilakukan pengujian, ternyata
- Ho ditolak, artinya penelitian terbukti secara nyata (empiris)
- Ho diterima, artinya penelitian anda tidak nyata secara empiris
Hubungan hipotesis dan teori
- Hipotesis ini merupakan suatu jenis proposisi yang harus diuji secara empiris, OKI pernyataan diformulasikan dalam kerangka teoritis
- Hipotesis ini, diturunkan, atau bersumber dari teori dan tinjauan literatur yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti, Sebab itu, teori yang tepat akan menghasilkan hipotesis yang tepat untuk digunakan sebagai jawaban sementara
- Agar teori yang digunakan sebagai dasar penyusunan hipotesis dapat diamati dan diukur, teori tersebut harus dijabarkan ke dalam bentuk yang nyata yang dapat diamati dan diukur
- Merumuskan hipotesis akan sulit jika tidak memiliki kerangka teori yang menjelaskan fenomena yang diteliti
Peran Penting Hipotesis dalam Penelitian
Hipotesis memiliki peran penting dalam jalannya sebuah penelitian ilmiah. Beberapa di antaranya adalah:
- Mengarahkan Penelitian: Hipotesis membantu mengarahkan jalannya penelitian. Dengan adanya pernyataan yang jelas, peneliti memiliki tujuan yang jelas untuk dikejar dan dapat menghindari pengumpulan data yang tidak relevan.
- Menguji Keaslian: Hipotesis mengajukan dugaan mengenai hubungan antara variabel-variabel tertentu. Dengan menguji hipotesis, peneliti berupaya membuktikan atau membantah keaslian pernyataan tersebut.
- Mendukung Kesimpulan: Hasil penelitian yang mendukung hipotesis cenderung memberikan keyakinan lebih dalam kesimpulan yang dihasilkan. Namun, jika hipotesis dibantah, hal itu bisa membuka pintu untuk pertimbangan ulang, penelitian lebih lanjut, atau penyesuaian teori yang ada.
- Kontribusi pada Pengetahuan: Hipotesis yang diuji dan terbukti benar memberikan kontribusi pada pengetahuan ilmiah. Hasil penelitian yang dapat diandalkan akan memperkaya literatur ilmiah dan membantu membangun pemahaman lebih baik tentang fenomena yang diteliti.
Membentuk Hipotesis yang Efektif
Pembuatan hipotesis yang efektif memerlukan beberapa langkah penting:
- Mengidentifikasi Permasalahan: Tentukan masalah atau pertanyaan penelitian yang ingin Anda jawab melalui eksperimen atau penelitian.
- Kaji Literatur: Lakukan penelusuran literatur untuk melihat apa yang sudah diketahui tentang topik tersebut dan menemukan dasar teori yang relevan.
- Buatlah Hipotesis: Buatlah pernyataan yang jelas tentang hubungan antara variabel-variabel yang ingin Anda telaah. Pastikan hipotesis bersifat spesifik dan dapat diuji.
- Uji dan Analisis: Setelah mengumpulkan data, uji hipotesis Anda menggunakan metode ilmiah yang sesuai. Kemudian analisislah hasil yang diperoleh dengan cermat.
- Tarik Kesimpulan: Gunakan hasil uji hipotesis untuk mengambil kesimpulan yang objektif berdasarkan bukti yang ada.
Kesimpulan
Dalam dunia penelitian ilmiah, hipotesis berperan sebagai fondasi yang kritis dan esensial. Ia menjadi pemandu bagi para ilmuwan dalam mencari jawaban atas pertanyaan, menguji keaslian gagasan, dan menyumbangkan kontribusi berharga pada pengetahuan manusia. Dengan pemahaman yang tepat tentang hipotesis, dunia ilmiah dapat terus maju dalam menerangi berbagai misteri yang masih menyelimuti kita.
Mau donasi lewat mana?
Donate with PaypalGopay-