Fungsi relay dapat memperkecil kerusakan dan biaya ini dengan cara menyelidiki dengan segera kesalahan dan membuka saklar yang tepat untuk mengisolasikan sirkit yang salah itu. Dengan demikian, jelaslah bahwa reliabilitas, kecepatan, dan penselektivan merupakan cara yang dikehndaki untuk mengetahui kualitas perlindungan relay. Kuantitas dasar listrik dapat berubah apabila terjadi kesalahan berupa arus listrik, (arah) fasa tunggal dan frekwensi.
Ada dua perangkat relay yang dipakai, relay utama dan balik (penyokong). Relay utama memperjelas adanya kesalahan dalam seksi yang dilindungi secepat mungkin. Relay penyoking dioperasikan apabila yang lainnya gagal dan biasanya bukan hanya berfungsi melindungi seksi lokal akan tetapi juga seksi sambungan; mereka biasanya mempunyai waktu tunda yang cukup lama untuk memperbolehkan relay utama untuk dioperasikan jika mereka bisa.
Sebuah relay dioperasikan ketika mengukur perubahan kualitas, baik dari nilai normal maupun hubungannya dengan kuantitas lainnya. Kuatitas yang dioperasikan dalam kebanyakan perlindungan relay adalah arus listrik yang memasuki sirkit yang dilindungi. Relay dapat dioperasikan pada tingkat arus listrik menurut bias atau kendala standar, atau ia dapat dibandingkan dengan kuantitas lain dari sirkit seperti tegangan bis atau arus listrik yang meninggalkan sirkit yang dilindungi.
Dalam relay elektromagnetis yang sederhana, dipakai sebagai detektor level, gravitas atau pegas yang dapat menunjukkan bias tetap atau kuantitas referensi, yang melawan kekuatan yang diproduksi oleh arus yang dioperasikan dalam sebuah elektromagnet.
Pegas ini merupakan alat kalibrasi dari relay pengmabil arus listrik. Bila terjadi kesalahan tingkat arus listrik maka akan terjadi perubahan pada kondisi pembangkit, maka jarang sekali ada kemungkinan untuk mendapatkan cara yang selektif berdasarkan pada besaran arus listrik itu sendiri.
Biasanya fungsi waktu ditambahkan sehingga relay yang mendekati kesalahan, akan berjalan sebelum relay dalam sirkit yang tidak salah. Memang sulit sekali untuk mendapatkan hasil yang selektif dengan cara mengukur satu kuantitas seperti arus, potensi, fasa-tunggal, dan sebagainya., kalau tidak mempergunakan waktu tunda.
Makanya relay berkecepatan-tinggi dipakai mengukur suatu kuantitas yang diperoleh yang merupakan kombinasi beberapa kuantitas sederhana; umpamanya, impedansi, rasio-arus listrik, dan sebagainya, dimana dua kuantitas sederhana itu dibandingkan dalam besar atau hubungan fasa.
Karakteristik pengoperasian yang paling penting dari relay input-tunggal (detektor level) adalah hubungan diantara besar input dengan waktu operasi, umpamanya, kurva arus waktu dari relay arus-waktu. Relay komprator-fasa dan amplitudo moern yang berlangsung sesaat saja akan tetapi waktu lawan rasio input adalah menarik diperhatikan walaupun skala waktunya berada dalam hitungan milidetik, umpamanya, kurva impedansi waktu jarak jauh.
Dalam setiap relay karakteristik yang paling penting diperhatikan adalah rasio dari dua input kuantitas pada ambang pengoperasia Kuantitas pemberian energi akan membangkitkan fluks pada celah magnet, yang mana sebuah disk aluminium ditempatkan. Bidang dari bagian depan kutup itu menjadi subbagi Kedalam kutub subsider, salah satu kutup yang dikelilingi oleh loop tembaga yang padat. Perputaran arus terinduksi dalam loop ini menyebabkan sebuah fasa digantikan diantara fluks yang muncul dari kutub bayangan dan kutub yang berdekatan letaknya.
Effeknya adalah memproduksi medan yang bergerak kesamping sehingga menyapu disk relay yang menghasilkan kekuatan penarikan pada disk mendatang sebab arus terinduksi pada disk ini. 0leh karena itu, torsi dorongan secara teoritis menjadi proporsional dengan seperempat dari nilai arus dalam rentang linear elektromagnet,akan tetapi menjadi berubah dari hubungan sederhana ini pada nilai arus Dalam peralatan tertentu, seperti generator, daya akan selalu mengalirkan arus kearah luas kecuali jika generator telah mengembangkan semacam kesalahan atau telah kehilangan sumber dorongannya, sehingga ia merupakan monitoring dan menarik daya dari jeringan itu. Setiap keadan itu dideteksi oleh relay arah yang menutup kontaknya untuk daya (atau sebuah komponen kVA pada sudut yang dapat dicocokan) mengalirkan arus dalam arah yang tidak normal.
Relay arah juga memilki fungsi untuk mengontrol relay kelebiharus-waktu dimana sumber daya juga ditempatkan sedemikian rupa sehingga banyak arus melintasi relay karena adanya kesalahan eksternal dan kesalahan internal dalam sirkit yang dilindungi. Jadi setiap relay dapat disusun menurut perjalanan saja apabila arus mengaliur keluar dari bis. Seba;iknya, dengan cara menyambungkan relay arah menurut serinya dimana setiap relay kelebihan bebas pada dua ujung bagian kesalahan akan dioperasikan, jadi hal ini turut mengisolasi kesalahan itu walau[un tidak menganggu saluran lainnya.
Untuk relay elektromekanis, sudut torsi maksimum didefinisikan sebagai sudut dimana arus dipergunakan pada relay itu harus digantikan dari tegangan yang dipakai pada relay itu untuk memproduksi torsi maksimum.
Walaupun demikian, elemen relay secara inheren adalah metrik watt, karakteristiknya dapat dirubah dengan penambahan komponen yang menggeser fasa untuk memberikan torsi maksimum pada sudut fasa yang membutuhkannya. Untuk relay statis, dimana torsi itu secara tegas dianggap tidak relevan, maka MTA yang effektif adalah sudut kepekahan maksimum.
Teknik statis untuk sistem perlindungan daya sudah diatur dengan baik dan berkembang dalam periode lebih dari dua puluh tahun. Desain yang pertama diterima secara luas didasarkan pada transistor planar silikon yang agak andal akan tetapi dalam fase perkembangan alat semikonduktor dalam dua puluh sehingga silikon menggabungkan sirkit, pintu digital dan sirkit logis, kebiasaan membangun skala media terpadu (MSI) sirkit digital dan kemudian, memori dan mikroprosessor juga sudah dipadukan kedalam desain-ini.
Prinsip Kerja Relay Beserta Fungsi dan Simbolnya
Prinsip Kerja Relay – Relay adalah Saklar (Switch) yang dioperasikan secara listrik dan merupakan komponen Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri dari 2 bagian utama yakni Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal (seperangkat Kontak Saklar/Switch). Relay menggunakan Prinsip Elektromagnetik untuk menggerakkan Kontak Saklar sehingga dengan arus listrik yang kecil (low power) dapat menghantarkan listrik yang bertegangan lebih tinggi.
Sebagai contoh, dengan Relay yang menggunakan Elektromagnet 5V dan 50 mA mampu menggerakan Armature Relay (yang berfungsi sebagai saklarnya) untuk menghantarkan listrik 220V 2A.
![]() |
Gambar Bentuk dan Simbol Relay |
Prinsip Kerja Relay
Sebelum membahas lebih lanjut mengenai Prinsip Kerja atau Cara Kerja sebuah Relay, kita perlu mengetahui Komponen-komponen dasar pembentuk sebuah Relay. Pada dasarnya, Di sebuah Relay sederhana terdiri dari 4 komponen dasar yaitu :
- Electromagnet (Coil)
- Armature
- Switch Contact Point (Saklar)
- Spring
- Normally Close (NC) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu berada di posisi CLOSE (tertutup)
- Normally Open (NO) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu berada di posisi OPEN (terbuka)
Berdasarkan gambar diatas, sebuah Besi (Iron Core) yang dililit oleh kumparan Coil yang berfungsi untuk mengendalikan Besi tersebut. Apabila Kumparan Coil diberikan arus listrik, maka akan timbul gaya Elektromagnet yang kemudian menarik Armature untuk berpindah dari Posisi sebelumnya (NC) ke posisi baru (NO) sehingga menjadi Saklar yang dapat menghantarkan arus listrik di posisi barunya (NO). Posisi dimana Armature tersebut berada sebelumnya (NC) akan menjadi OPEN atau tidak terhubung.
Coil membutuhkan arus listrik yang relatif kecil untuk mengaktifkan electromagnet dan menarik Contact Poin ke posisi Close.
Arti Pole dan Throw
Karena Relay merupakan salah satu jenis dari Saklar, maka istilah Pole dan Throw yang dipakai dalam Saklar juga berlaku pada Relay. Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai Istilah Pole and Throw:
- Pole: Banyaknya Kontak (Contact) yang dimiliki oleh sebuah relay
- Throw: Banyaknya kondisi yang dimiliki oleh sebuah Kontak (Contact)
- Single Pole Single Throw (SPST) : Relay golongan ini memiliki 4 Terminal, 2 Terminal untuk Saklar dan 2 Terminalnya lagi untuk Coil.
- Single Pole Double Throw (SPDT) : Relay golongan ini memiliki 5 Terminal, 3 Terminal untuk Saklar dan 2 Terminalnya lagi untuk Coil.
- Double Pole Single Throw (DPST) : Relay golongan ini memiliki 6 Terminal, diantaranya 4 Terminal yang terdiri dari 2 Pasang Terminal Saklar sedangkan 2 Terminal lainnya untuk Coil. Relay DPST dapat dijadikan 2 Saklar yang dikendalikan oleh 1 Coil.
- Double Pole Double Throw (DPDT) : Relay golongan ini memiliki Terminal sebanyak 8 Terminal, diantaranya 6 Terminal yang merupakan 2 pasang Relay SPDT yang dikendalikan oleh 1 (single) Coil. Sedangkan 2 Terminal lainnya untuk Coil.
Selain Golongan Relay diatas, terdapat juga Relay-relay yang Pole dan Throw-nya melebihi dari 2 (dua). Misalnya 3PDT (Triple Pole Double Throw) ataupun 4PDT (Four Pole Double Throw) dan lain sebagainya.
Untuk lebih jelas mengenai Penggolongan Relay berdasarkan Jumlah Pole dan Throw, silakan lihat gambar dibawah ini :
Fungsi Relay
Beberapa fungsi Relay yang telah umum diaplikasikan kedalam peralatan Elektronika diantaranya adalah :
- Relay digunakan untuk menjalankan Fungsi Logika (Logic Function)
- Relay digunakan untuk memberikan Fungsi penundaan waktu (Time Delay Function)
- Relay digunakan untuk mengendalikan Sirkuit Tegangan tinggi dengan bantuan dari Signal Tegangan rendah.
- Ada juga Relay yang berfungsi untuk melindungi Motor ataupun komponen lainnya dari kelebihan Tegangan ataupun hubung singkat (Short).
Pengertian relay dan Perangkatnya
Relay adalah suatu peranti yang bekerja berdasarkan elektromagnetik untuk menggerakan sejumlah kontaktor (saklar) yang tersusun. Kontaktor akan tertutup (On) atau terbuka (Off) karena efek induksi magnet yang dihasilkan kumparan (induktor) ketika dialiri arus listrik. Berbeda dengan saklar dimana pergerakan kontaktor (On/Off) dilakukan manual tanpa perlu arus listrik.
Mau donasi lewat mana?
Donate with PaypalGopay-