Silahkan hubungi kami jika Anda menemukan link error atau ingin memberikan masukan dan saran Contact Us Ebook Telegram

Standar Pengukuran Internasional

Standar pengukuran internasional adalah set panduan yang digunakan untuk memastikan konsistensi dan akurasi dalam pengukuran.
Please wait 0 seconds...
Scroll Down and click on Go to Link for destination
Congrats! Link is Generated
Standar Pengukuran

Standar pengukuran internasional adalah set panduan yang digunakan untuk memastikan konsistensi dan akurasi dalam pengukuran. Pengukuran yang akurat sangat penting dalam berbagai industri, termasuk ilmu pengetahuan, teknologi, dan produksi. Oleh karena itu, penggunaan standar pengukuran internasional sangat penting dalam memastikan keandalan dan validitas hasil pengukuran.

Organisasi seperti BIPM (Bureau International des Poids et Mesures) dan ISO (International Organization for Standardization) berperan penting dalam mengembangkan dan memelihara standar pengukuran internasional. Mereka bekerja sama dengan para ahli di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan industri untuk menetapkan standar baru atau merevisi standar yang sudah ada agar selalu sesuai dengan perkembangan terbaru di bidang pengukuran.

Yang paling banyak dijumpai dalam pengukuran adalah pengukuran panjang (linear). Bahkan sudutpun bisa diukur dengan kombinasi pengukuran linier. Untuk dapat melakukan pengukuran tersebut diperlukan standar. Dalam pengukuran dikenal ada tiga macam standar yaitu: 

  • standar garis,
  • standar ujung, dan 
  • standar gelombang.

Standar Pengukuran Internasional

Standar Garis( Line Standard)

Prinsip pelaksanaan pengukuran dengan standar garis ini adalah berdasar pada jarak yang dibuat antara dua garis paralel, seakan-akan perhitungan ditentukan dari satu garis menuju ke garis yang lainnya. Contoh dari standar garis ini misalnya standar yard dan meter. Gambar 1.9 dapat dilihat standar garis dari 1 yard.

Standar garis ini dibagi menjadi empat (4) sub divisi lagi. Hal ini mengingat pentingnya standar master meter dan yard yang tidak bisa digunakan untuk sembarang keperluan. Keempat sub divisi standar garis tersebut adalah: standar primer, standar sekunder, standar tertier, dan standar kerja.

Standar Primer (Primary Standard)

Merupakan standar utama, misalnya standar meter dan yard. Jumlahnya hanya satu, tetap terkontrol dalam keadaan tertentu dan penggunaannya yang jarang sehingga kepresisiannya terpelihara. Standar primer ini digunakan sebagai standar pembanding dari standar sekunder.

Standar Sekunder (Secondary Standard)

Standar yang dibuat hampir sama dengan standar primer baik material maupun panjangnya. Penyimpangan-penyimpangan yang terjadi pada standar sekunder ini tetap dikontrol dengan membandingkannya dengan standar primer setelah digunakan beberapa lama. Standar sekunder ini ditempatkan ke berbagai lokasi dengan maksud sebagai standar pembanding bagi standar tertier.

Standar Tertier (Tertiary Standard)

Standar ini merupakan standar yang dikelola oleh National Physical Laboratories (NPL), dan merupakan standar pertama yang digunakan sebagai referensi di laboratorium dan bengkel kerja. Standar ini juga merupakan standar pembanding bagi standar kerja.

Standar Kerja (Working Standard)

Merupakan standar garis yang juga didesain sama dengan standar primer, sekunder dan tertier, hanya bahan yang digunakan untuk membuatnya lebih murah ditinjau dari sudut ekonomi. Standar ini dipakai secara umum di laboratorium metrologi.

Kadang-kadang sub divisi standar di atas diklasifikasikan sebagai: standar referensi yaitu untuk referensi tujuan-tujuan tertentu; standar kalibrasi yaitu untuk mengecek atau mengkalibrasi; standar inspeksi yaitu standar yang digunakan oleh inspector; dan standar kerja yaitu standar yang digunakan oleh operator.

Standar Ujung (End Standar)

Prinsip utama dari standar ujung ini adalah pengukuran dari kedua ujung yang datar dan paralel. Contoh alat ukur yang termasuk dalam kategori standar ujung ini antara lain adalah slip gauge, gap gauge, mikro meter anvil, batang ukur (length bar), dan sebagainya. Kesulitan untuk membuat standar ujung ini adalah sulitnya membentuk kedua ujung dengan permukaan yang betul-betul paralel dan juga agak sulit dalam mengeraskan kedua ujungnya sehingga tetap stabil.

Organisasi Standar Pengukuran

Suatu standar pengukuran memegang peranan penting dalam sektor industri. Karena pentingnya maka masalah standar pengukuran ini harus ada yang mengelolanya. Masing-masing negara industri menyadari akan hal ini dan berusaha untuk membentuk suatu badan yang menangani standar-standar pengukuran. Badan atau organisasi ini ada yang tumbuhnya dari pihak swasta dan ada pula dari pihak pemerintah dari masing-masing negara. Organisasi-organisasi ini tumbuh karena kebutuhan akan suatu wadah yang menangani masalah standar pengukuran.

Di Amerika ada organisasi yang bernama National Bureau of Standards (NBS), merupakan bagian dari Departemen Perdagangan Amerika yang mengelola masalah standar pengukuran. Tugasnya antara

lain adalah memeriksa, mengetes, mengkalibrasi alat-alat ukur dengan standar yang dimiliki. Bureau ini juga membantu industri-industri di Amerika dalam memelihara ketelitian dalam pengukuran. Ada juga organisasi lain dari pihak swasta yaitu American National Standard Institue (ANSI), yang anggota-anggotanya terdiri dari asosiasi teknik, kelompok-kelompok industri, dan orang-orang yang tertarik pada pengukuran.

Di India ada organisasi yang bernama Indian Standards Institution (ISI), bertugas mengelola standar alat-alat pengukuran. ISI memiliki banyak cabang di industri-industri. Di Inggris ada British Standard Institution (BSI) yang mempunyai peran yang sama dengan ISI.

Di Eropa, ada International Federation of National Standardising Association (ISA), merupakan kerja sama dari negara-negara kontinental. Pada tahun 1946, ISA berubah namanya menjadi International Organisasi for Standardisation (ISO).

Perancis, negara yang terkenal dengan museum pengukurannya sudah tentu memiliki organisasi yang mengelola standar pengukuran. Yang sudah lama berdiri adalah International Bureau of Weights and Measures yang berada di kota Sevres, didirikan 20 Mei 1975 atas kerja sama dengan International Metric Convention. Kemudian tahun 1975 di ubah menjadi International Organisation of Weights and Measures dibawah naungan International Metre Convention. International Organisation of Weights and Measures ini bertugas memelihara keseragaman pengukuran di seluruh dunia, dan terdiri dari tiga organisasi lagi yang lebih khusus yaitu: General Conference of Weights and Measures, International Committe of Weights and Measures, dan International Organisation of Legal Metrology.

General Conference of Weights and Measures bertugas mengambil keputusan-keputusan yang perlu guna penyebaran dan penyempurnaan sistem dan standar pengukuran. Disamping itu juga bertugas membuktikan ketentuan-ketentuan metrologi yang mendasar dan penyelesaian-penyelesaian yang bersifat ilmiah yang berkaitan dengan masalah pengukuran.

International Committe of  Weights and Measures bertugas untuk mengadakan pengawasan dan supervisi terhadap kerja dari International Bureau of Weights and Measures, membangun kerja sama antar laboratorium metrologi, dan mengawasi serta mengkoordinasikan hasilhasil penyempurnaan pengukuran dan memelihara konservasi International Standard.

International Organisation of Legal Metrology bertugas menentukan prinsip-prinsip umum dari Legal Metrology yang menyangkut kebutuhan akan unit-unit pengukuran, metode-metode pengukuran dan alat-alat ukurnya; membuat peraturan-peraturan yang berkaitan dengan alat-alat ukur dan penggunaannya; dan mempersiapkan suatu rancangan tentang model organisasi untuk memverifikasi dan mengongtrol alat-alat ukur.

Ada satu badan internasional yang dikelola oleh pihak swasta yang sangat terkenal hingga saat ini di dalam menangani masalah standar pengukuran yaitu International Organization of Standardization (ISO). ISO adalah sebagai pengganti dari ISA yang bubar tahun 1942.

Tujuan ISO adalah menyatukan pengertian teknik antar bangsa dengan jalan membuat standar. Anggotanya terdiri dari para ahli-ahli teknik dari berbagai negara yang membahas masalah-masalah keteknikan yang timbul dari negaranya masing-masing.

Ada juga badan internasional yang erat hubungannya dengan ISO yaitu International Electronical Comission (IEC), bergerak di bidang elektroteknik. Indonesia juga termasuk salah satu anggota dari ISO yang diwakili oleh Yayasan “DANA NORMALISASI INDONESIA” (YDNI). YDNI juga menghimpun beberapa standar lain seperti DIN, JIS, dan sebagainya.

Dari sekian banyak organisasi internasional yang mengelola masalah standar pengukuran, ada satu badan yang berhasil membuat suatu sistem pengukuran yang banyak digunakan oleh negara-negara

industri, organisasi tersebut adalah General Conference of Weights and Measures (CGPM). Adapun sistem pengukuran yang dimaksud adalah SI Units, atau International System of Units, atau Le Systeme International d’Unites. Istilah yang banyak digunakan sekarang adalah sistem internasional (SI). Satuan dasar dari sistem internasional ini dapat dilihat pada Tabel dibawah ini.

Tabel Satuan Dasar Sl

Besaran Dasar Nama Satuan Dasar Simbol
Panjang Meter m
Massa Kilogram kg
Waktu Detik (second) s
Arus Listrik Ampera a
Temperatur Termodinamika Kelvin k
Intensitas Cahaya Candela cd
Jumlah zat Mol (mole) mol

Ada pula satuan yang merupakan turunan dari satuan dari SI tersebut. Satuan ini disebut satuan turunan, dapat dilihat pada Tabel dibawah ini

Tabel. Contoh Satuan Turunan

Besaran Nama Satuan Dasar Simbol
Luas Bidang Meter Kuadrat M^2
Volume (isi) meter kubik M3^
Kecepatan meter per detik m/s
Percepatan meter per detik kuadrat m/s^2
Gaya Newton N, kgm/s^2
Tekanan pascal Pa, N/m^2, kg/(m.s^2)
Energi, (kerja) joule J, Nm, kg.m^2/s^2
Daya Potensi: watt W, J/s, kg.m^2/s^3
Listrik volt V, W/A, kgm^2/(s^3.A)
Tahanan listrik ohm Ω, V/A, kgm^2/(s^3.A^2)
Kekentalan kilogram per meter kubik kg/m^3
Frekuensi herzt Hz
Kapasitas mililiter ml
centiliter cl
deciliter dl
liter l
hectoliter hl

Dari contoh satuan turunan di atas nampak bahwa satuan itu tidak saja diturunkan dari satu (1) satuan dasar, melainkan juga dari gabungan beberapa satuan dasar.

Perlu juga diketahui nama-nama awalan guna membentuk hasil kali dengan bilangan dasar pengali sepuluh yang dikenakan bagi satuan standar, lihat Tabel dibawah ini.

Tabel. Nama Awalan untuk Membentuk Hasil Kali dengan Bilangan Dasar Sepuluh Bagi Satuan Standar.

Faktor Pengali Nama Awalan Simbol Contoh
10^18 eksa (exa) E 1 kg = 10^3g
10^15 peta (peta) P 1 MW = 10^6W
10^12 tera (tera)k T 1 cm = 10^-2 m
10^9 giga (giga) G 1 mm = 10^-3 m
10^6 mega (mega) M 1 um = 10^-6 m
10^3 kilo (kilo) k
10^2 hekto (hecto) h
10^1 deka (deca) da
10^-1 desi (deci) d
10^-2 senti (centi) c
10^-3 mili (milli) m
10^-6 mikro (micro) μ
10^-9 nano (nano) n
10^-12 piko (pico) p
10^-15 femto (femto) f
10^-18 ato (atto) a
Baca juga :

Mau donasi lewat mana?

Donate with Paypal
BANK BNI - An.mechanical engineering / Rek - 2345xxx
Gopay-
Traktir creator minum kopi dengan cara memberi sedikit donasi. klik icon panah di atas

About the Author

Kami percaya bahwa akses pendidikan berkualitas adalah hak mendasar bagi setiap anak Indonesia.

Post a Comment

Cookie Consent
We serve cookies on this site to analyze traffic, remember your preferences, and optimize your experience.
Oops!
It seems there is something wrong with your internet connection. Please connect to the internet and start browsing again.
AdBlock Detected!
We have detected that you are using adblocking plugin in your browser.
The revenue we earn by the advertisements is used to manage this website, we request you to whitelist our website in your adblocking plugin.
Site is Blocked
Sorry! This site is not available in your country.